A Christmas Rant



Seharusnya Natal menjadi salah satu hari yang paling ditunggu-tunggu (setelah hari kawinan yang ada open bar). Tapi beberapa tahun belakangan ini, gue kesel dikejar hari Natal. Natal bukan lagi malam yang dinikmati di gereja bersama keluarga, atau teman-teman sekota. Kini Natal adalah waktu semua pekerjaan due, semua pressure menumpuk, dan semua amarah mengumpul di ubun-ubun.

Sedih nggak, sih? Seharusnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan. The day Jesus was born! Tapi, gue bakal ada di ujung ruangan kebaktian, kurang tidur dan lelah, berdoa agar sehabis acara ini selesai, belum ada team member gue yang sakit, tepar dan ngirimin surat resign.

Ini bukan hidup yang gue bayangkan. Bukan juga gaya Natal yang mau gue lihat 4 tahun mendatang. Natal kaya gini itu ibaratnya kaya dipeluk sama orang yang bau ketek. Seharusnya enak, tapi lo nggak bisa nikmatin. Nggak dengan tutup mata, nggak dengan tutup hidung.

Akhirnya, berlarilah gue ke facebook. Gue liat ulang foto-foto jaman baheula. Lucu, kenapa baru di natal ke-2 semenjak for good, baru gue ngerasa kehilangan yah? Mungkin krn natal kemarin, gue bener-bener fokus sama acara di greja. Jadinya, nggak kerasa semua sisi melankolis yang gue rasakan kali ini. Atau, karena gue mulai dikelilingi sama orang-orang sensitif, akhirnya gue jadi kebawa berperasaan gini?

Yang pasti, natal kali ini gue kangen anak-anak Summit. Gue kangen makan BBQ, gue kangen hot-pot-an di rumah, gue kangen teriak-teriakan sama Erick, gue kangen bego-bego-an sama Theo, gue kangen tanding diva sama TJ. Gue kangen tayang-tayangan sama Juju, nge-bully Dans, ngerap sama June. Semua orang.

Sesuatu di hati gue berteriak minta kembali ke masa-masa muda. Saat gue nggak ngantuk jam 10 malam, saat gue nggak pernah marah, saat gue cuma bekerja karena gue seneng bekerja.

Honestly, life sucks right now. But I'm glad that I've got the people I've got. Orang-orang yang bikin gue ngakak saat gue pikir gue mau hancurin dunia. Orang-orang yang kasih gue words of encouragement saat gue cuma pengen mengumpat. Orang-orang yang bikin gue ngerasa disayang, walau dengan gelagat yang nggak jelas.

Beda musim hidup, beda gaya natal. Mungkin natal yang kali ini harus dihabiskan dengan light saber, beberapa kotak amunisi machine gun, dan obat buat asam lambung. Gue berharap, plan gw dan Devi untuk bikin Christmas Ritual bisa beneran terjadi (saat kita berkeluarga). Mungkin, in that season, gw bakal bisa lebih... menikmati Natal. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

I'm done being high and dry