Posts

Showing posts from June, 2020

Beneran Bukan Wibu!

Image
"Wah, ternyata kamu wibu!" atau "Lo closeted otaku, ya?" Kalimat-kalimat ini sering gue dengar dari teman-teman yang mengira gue nggak nonton anime. Seakan ada anak muda di Indonesia yang enggak nonton Anime. Permisi, gue bukan dua-duanya deh. Coba gue jelasin. Pertama-tama mari kita selaraskan arti dari 2 kata barusan. Menurut mbah Google, --ya, gue harus googling 2 kata ini saat pertama kali disebutkan ke gue karena gue blas nggak tau-- Wibu atau Weeaboo atau Weebs adalah orang yang suka banget sama Anime dan kultur Jepang sampe sering menganggap rendah hal-hal di luar itu. Sedangkan Otaku adalah orang yang sangat menggandrungi hobinya sampe stuck di rumah, nggak punya social life. Hobinya bisa macem-macem, tapi zaman sekarang konotasinya adalah anime freak. Oke, sejaun ini udah jelas? Bagus. Selayaknya banyak orang Indonesia, gue tumbuh besar dengan kartun jepang sebagai tontonan favorit di TV. Terkadang, anime adalah satu-satunya jenis tontonan anak kecil selain

3 Cara Move-On buat Si Pemberani

Image
Lo pernah nggak ngerasa tiba-tiba sensitif dan sentimen, padahal selama ini lo ngerasa cukup logis? Lo liat apa yang lo suka, lo kejer, dan lo dapetin. Masalah "jatuh bangun" nggak pernah  bikin lo takut. Pokoknya sampai ke finish line. Elo adalah Si Pemberani, dan Perjuangan adalah nama bokap lo. Namun selayaknya roda yang berputar, apa yang ada di atas harus turun kebawah. Hal yang selama ini jadi kebanggaan dan kesayangan lo, sekarang nggak ada artinya sama sekali. Lo ngerasa hancur. Mimpi lo kandas, ekpektasi rata sama tanah. Seperti kehilangan identitas, lo jadi nggak tau cara menjelaskan situasi ini ke siapa-siapa. Dan hati lo... Ah, hati itu cuma sejenis mitos dewa dewi yunani. Lo mulai bertanya-tanya, kenapa sih masalah hati ini begitu jitu melumpuhkan kesehatan? Bisa bikin gue nggak selera makan, nggak fokus beraktivitas, pengennya marah, tapi bisanya cuma bengong mandangin sekotak ubin sambil mikirin cara jedotin kepala yang nggak nyakitin tapi cukup lethal

Approaching The Big 3

Image
Hey, I am glad you're still here. In a blog. A relic to the gen-z yet an archive I love to revisit nonetheless. For some reason, I feel more at ease when writing my candid thoughts on this blog. Not on Medium, not on Instagram. It might be because we've been running together for more than a decade and a half. Or maybe it's the fact that I believe nobody really reads my writings here and thus I can maintain a somewhat anonymous relationship with my readers. Regardless, here's a little reflection on what has happened in my mundane life. In the last year, I've met new friends whom I would call my sisters in Christ. I've been shocked by my feelings towards a group of people I didn't realize I cared about. I've cried more than what the situation logically called for. I've learned to be vulnerable at times, to hold back on others, to readily unmatch, and to maintain healthy boundaries. I've swelled with pride as I watched people grow and let others go