Mau Muntah
Saya mau muntah. Entah untuk alasan apa, tapi rasanya ada sebuah endapan berumur 9 bulan yang mau keluar dari terowongan leher ini. Keluarga saya memiliki sebuah rencana untuk menyusun hidup baru disebuah kota mimpi. Dulu saya mencintai kota tersebut. Saya mengidam-idamkan bisa tinggal disana; menikmati angin di pelabuhan tua-nya, menantang fajar yang muncul di atas bukit berangin-nya. Disetiap jalanan berbatu bata seakan terselip rahasia cerita dimasa tua, masa sebelum api besar menghanguskan setengah dari kota tersebut. Saya belum pernah jatuh hati, namun jika perasaan itu sama dengan kali pertama saya menikmati kota itu, saya ingin jatuh hati setiap hari. Detik ini di tahun yang lalu, saya bertekad mencari pekerjaan disana, tinggal dan menetap di kota impian. Saya pernah menceritakan rencana tersebut kepada seorang teman kuliah, namun diantara lelucon dan bual-bualan, ia memohon saya untuk tinggal bersamanya hingga ia lulus. Ia menarik jari kelingking saya untuk berjanji, na...