dissapointment to K-Link, Silver Bird, and Indonesian Airport Service
sudah kira-kira beratus-ratus kali saya berhenti puasa cursing karena rokok. that devil's plaything. sebal sekali! waktu itu, pernah di DBest, saya lagi menikmati makan siang di foodcourt yang dinyatakan "area bebas rokok". tau-taunya, orang-orang K-Link (toko obat itu...) yang lagi ada seminar di ruangan sebelah. Mereka berbondong-bondong keluar buat sholat dan istirahat. and you know what, they smoke, in a place which clearly stated "no smoking". agak ironis, jika dilihat bahwa orang-orang yg merokok itu adalah pekerja atau anggota atau bagian dari sebuah perusahaan obat. mereka seharusnya peduli dengan kesehatan. namun, dari tindak-tanduk mereka, nampaknya tidak sama sekali. Mereka seakan-akan hanya bekerja demi uang, tanpa idealisme tersendiri terhadap brand yang mereka kenakan di jas-jas hitam mengkilap mereka. i bet they were on some leadership workshop for some business with shallow idealism.
Berikutnya ada orang-orang dari Silver Bird yang bertugas di sebuah stand di Indonesia Airport Airport; Bandara Soekarno Hatta. Dari kejauhan, terminal full AC ini tercium bau rokok. nggak aneh, karena tadinya (sekarang masih juga, sih) terminal-terminal bandara kita memang "full-rokok". semakin berjalan mendekati stand-stand taxi di depan post kedatangan, semaking tercium busuknya bau rokok. dan saya, dengan geram, menikmati pemandangan yang pantas disebut "socially arrogant" atau "ketidak pedulian sosial". hampir seluruh anggota Silver Bird merokok seperti ruangan itu milik mereka sendiri. bayangkan, di bagian stand mereka, saya bisa melihat asap putih menutupi sticker "dilarang merokok". dengan iseng, saya rekam video mereka merokok dan serentak mereka mematikan rokok mereka. ada beberapa yg tetap arogan, dengan santai berkata "ini sudah biasa" tepat didepan kamera. ada juga yang menutupi wajah mereka seakan-akan jika ketahuan mereka akan dipecat. waktu saya minta untuk ada sedikit interview, seorang dari perokok menunjuk ketua bagian tersebut. Ya, dia yang merokok dan menyembunyikan wajah sambil pura-pura ikat sepatu. saat saya bilang "pak, bisa diinterview sebentar?". Dia berdalih "saya tidak minta di wawancarai, mbak". dan saya dengan suara bergetar karena marah dan pusing dengan bau rokok berkata "oh, saya yag minta pak. saya yang minta". Yang lebih heboh, saat saya mengatakan "bapak-bapak ini hebat ya, sudah ada stiker tanda anti rokok. masih merokok juga. sampe baunya kemana-mana. luar biasa keberaniannya", mereka semua langsung bersorak ria, tampak bangga dengan tindakannya. berikutnya saya tanyakan, "menurut anda, bukankah ini tindakan yang arogan secara sosial? ketidak pedulian sosial?" dan seorang dari bos besar mereka mengatakan "setiap hari juga begini." Luar biasa!
Tidak lama setelah itu, seorang bapak pemilik group taxi yang lain (orang batak) merokok dengan santai disaat orang-orang yang menunggu kedatangan dari Sydney mulai terganggu dengan bau rokoknya (dan bau badannya). Saat ibu saya meminta dia untuk mematikan rokoknya dia dengan cadas berkata "ibu jangan perintah-perintah saya. saya setiap hari disini. saya biasa begini. jadi ibu jangan perintah perintah saya," lalu ia menyemburkan asap rokoknya di depan ibu saya. lalu dia mengulangi monolog arogannya dan saya tidak bisa menahan emosi lagi berkata "shut the fuck up!". obviously, he doesn't understand English, so no harm to that. Saat sedang menenangkan emosi yang meletup-letup penuh kata kasar dan keinginan untuk membunuh orang, saya menyapu ruangan dengan sekali pandangan. dan terlihatlah Big Boss-nya airport dalam ruangannya menghirup cerutu besar. jadi saya pikir, apa gunannya meminta orang mematikan rokoknya (dalam sebuah gedung yang sepatutnya menjadi andalan sebuah negara) jika dari direksi teratas sampai terbawah merokok, tidak mengikuti bahkan menghormati peraturan dimana ia bekerja. sangat-sangat mengecewakan. mungkinkah itu juga sebab mengapa korupsi sulit diberantas di negri ini?
mengerti? saya rasa saya sedang diajar untuk bersabar menjadi passive smoker, until i get to seattle. banyak kata kasar yang ingin saya tulis, tapi saya sadar itu hanya akan menunjukan ketidak matangan dalam karater saya. saya hanya menyatakan bahwa saya KECEWA atas servis dari berbagai perusahaan yang menyatakan dirinya piawai dalam memberi service.
Berikutnya ada orang-orang dari Silver Bird yang bertugas di sebuah stand di Indonesia Airport Airport; Bandara Soekarno Hatta. Dari kejauhan, terminal full AC ini tercium bau rokok. nggak aneh, karena tadinya (sekarang masih juga, sih) terminal-terminal bandara kita memang "full-rokok". semakin berjalan mendekati stand-stand taxi di depan post kedatangan, semaking tercium busuknya bau rokok. dan saya, dengan geram, menikmati pemandangan yang pantas disebut "socially arrogant" atau "ketidak pedulian sosial". hampir seluruh anggota Silver Bird merokok seperti ruangan itu milik mereka sendiri. bayangkan, di bagian stand mereka, saya bisa melihat asap putih menutupi sticker "dilarang merokok". dengan iseng, saya rekam video mereka merokok dan serentak mereka mematikan rokok mereka. ada beberapa yg tetap arogan, dengan santai berkata "ini sudah biasa" tepat didepan kamera. ada juga yang menutupi wajah mereka seakan-akan jika ketahuan mereka akan dipecat. waktu saya minta untuk ada sedikit interview, seorang dari perokok menunjuk ketua bagian tersebut. Ya, dia yang merokok dan menyembunyikan wajah sambil pura-pura ikat sepatu. saat saya bilang "pak, bisa diinterview sebentar?". Dia berdalih "saya tidak minta di wawancarai, mbak". dan saya dengan suara bergetar karena marah dan pusing dengan bau rokok berkata "oh, saya yag minta pak. saya yang minta". Yang lebih heboh, saat saya mengatakan "bapak-bapak ini hebat ya, sudah ada stiker tanda anti rokok. masih merokok juga. sampe baunya kemana-mana. luar biasa keberaniannya", mereka semua langsung bersorak ria, tampak bangga dengan tindakannya. berikutnya saya tanyakan, "menurut anda, bukankah ini tindakan yang arogan secara sosial? ketidak pedulian sosial?" dan seorang dari bos besar mereka mengatakan "setiap hari juga begini." Luar biasa!
Tidak lama setelah itu, seorang bapak pemilik group taxi yang lain (orang batak) merokok dengan santai disaat orang-orang yang menunggu kedatangan dari Sydney mulai terganggu dengan bau rokoknya (dan bau badannya). Saat ibu saya meminta dia untuk mematikan rokoknya dia dengan cadas berkata "ibu jangan perintah-perintah saya. saya setiap hari disini. saya biasa begini. jadi ibu jangan perintah perintah saya," lalu ia menyemburkan asap rokoknya di depan ibu saya. lalu dia mengulangi monolog arogannya dan saya tidak bisa menahan emosi lagi berkata "shut the fuck up!". obviously, he doesn't understand English, so no harm to that. Saat sedang menenangkan emosi yang meletup-letup penuh kata kasar dan keinginan untuk membunuh orang, saya menyapu ruangan dengan sekali pandangan. dan terlihatlah Big Boss-nya airport dalam ruangannya menghirup cerutu besar. jadi saya pikir, apa gunannya meminta orang mematikan rokoknya (dalam sebuah gedung yang sepatutnya menjadi andalan sebuah negara) jika dari direksi teratas sampai terbawah merokok, tidak mengikuti bahkan menghormati peraturan dimana ia bekerja. sangat-sangat mengecewakan. mungkinkah itu juga sebab mengapa korupsi sulit diberantas di negri ini?
mengerti? saya rasa saya sedang diajar untuk bersabar menjadi passive smoker, until i get to seattle. banyak kata kasar yang ingin saya tulis, tapi saya sadar itu hanya akan menunjukan ketidak matangan dalam karater saya. saya hanya menyatakan bahwa saya KECEWA atas servis dari berbagai perusahaan yang menyatakan dirinya piawai dalam memberi service.
Idem. I hate the smookers too!!
ReplyDeleteThe Next Giant MLM in Indonesia. Please visit: http://www.mybae.net.
ReplyDelete