Kenapa lu ngak pernah pacaran?

Belakangan ini, gua sering ditanya sebuah pertanyaan yang sebelumnya ngak pernah dijadikan bahan pembicaraan: "Kenapa lu ngak pernah pacaran?"

Pertanyaan kelas congkelan gini, pastinya dilontarkan di mobil berisi cewe-cewe yang lagi sibuk tukeran puluhan kalimat omong kosong tentang cinta berbumbu galau. Cewe-cewe inilah yang sibuk mencungkil setiap masa lalu, setiap rahasia perasaan, dan setiap permohonan doa di otak sesamanya.




Suatu kali setelah makan siang, pertanyaan ini menerobos semua omong kosong tentang mantan, dan langsung nancep ke satu-satunya cewe di mobil yang ngak punya mantan. Jawaban gua? "Um, belum ketemu yang pas aja.." Dan cewe-cewe yang lain mengangguk setuju, sambil berkata "emang nyari yang pas itu susah, jo."

Sejujurnya, gua juga ngak pernah cari-cari yang ngepas. Lebih tepatnya, gua ngak pernah nyari. Titik.

Beberapa hari selanjutnya, seorang cowo nanya ke gua saat makan malem, "Lu ngak lagi dideketin sama siapapun?" Lalu pertanyaan itu berentet ke pertanyaan-pertanyaan lain berbau, "Kenapa ya kan elo baik, kan elo lucu, kan elo.." bla bla bla.

Buat beberapa orang, pernyataan kaya gitu bisa menghunus hati, tapi buat gua.. ya jawabannya simpel. Shrug it off and say 'I don't know'. Gua ngak pernah mikir kalau posisi single itu adalah sebuah alasan untuk bergalau. Sure, gua suka sok galau, tapi itu karena lucu! Gua ngerasa, the single life is a chance to do a LOT of things that you couldn't do otherwise. It's a chance to explore, to enjoy life, to go and have a commitment-less adventure.

So, saat cowok itu mengulang lagi pertanyaannya (karena jawaban carefree gua ngak cukup buat dia), jawaban gua adalah "Gua sih rada ngak nyadar kalau ada siapa-siapa yang ngedeketin gua. Masalahnya, gua baik sama semua orang. Makanya semua orang juga baik sama gua." Kalau ada yang treat gua 'spesial'.. Ada kemungkinan, itu bakal gampang terlewatkan oleh gua. Alasan sok kece pangkat bintang lima.

Di kesempatan dinner yang lain, seorang temen melontarkan pertanyaan dengan muka super bingung, "Lo ngak pernah patah hati?" -- Ada rasa yang ingin berteriak "Ya ampun, cinta aja blum! Gimana patah hati, Neng? Patah hati tanpa merasakan cinta? Amit-amit. Itu udah jatoh, ketiban tangga, ketendang gajah, kesamber petir."

Dia lanjut bertanya, "Kenapa lu ngak mau pacaran? Lu belum pernah tau rasanya disayang cowo, Mak!" Dan disaat itulah gua stuck. Gua stuck ngak tau mau jawab apa. Asli, bukannya gua ngak mau.. cuma ngak ada aja yang available disaat yang tepat. Atau mungkin, sejauh ini, emang waktunya ngak pernah tepat. Gua single, tapi ngak pernah available. Hati gua ngak siap dimasukin siapa-siapa. Gua belum pernah siap untuk mempercayai perasaan gua ke siapa-siapa. Di momen antara pertanyaan dia dan jawaban gua, realitas jatoh, meledak diatas kepala gua. Badai.

My best try was, "Gua juga ngak tau. Kayanya, gua takut, Ga.." kalimat galau tulus pertama yang keluar dari mulut gua.

Semenjak malem itu, gua mulai mikir. Gua mulai hitung mundur dari tahun plan-menikah gua (yang ngak bakal gua kasih tau). Dan, seharusnya tahun ini atau tahun depan gua udah punya cowo. But the fact of the matter is, sampe sekarang gua masih takut.. takut disakiti (aku kan rapuh~ tsahhh).

Malam ini gua bertekad untuk cari jawaban yang lebih percaya diri dari "gua takut." Kalimat yang berikut ini adalah option terbaik gua: "Tinggal tunggu waktu aja, sih. Gua terbuka aja.." Gimana? Sounds good, kan? Bukan jenis alasan yang muluk, tapi juga ngak galau kaya gimana.

Jadi, malam ini.. Nampaknya gua bakal bikin step baru dalam chapter "kewanitaan" gua. Semoga aja, semakin sering gua ngomongin kalimat diatas, gua makin siap membuka diri. But, we shall see.. ;)

Comments

Popular posts from this blog

I'm done being high and dry

perfumes likes