Menyudahi Sesuatu 2014



Lo tau moment itu; moment dimana lo tau 100% apa yang harus lo lakukan, tapi lo nggak bisa lakuin? Saat semua bintang disekitar lo, kompas tubuh lo, bahkan bola kristal yang nggak pernah lo percaya juga nyala demi nunjukin hal ini. Moment ini adalah moment gravitasi yang menarik lo jatoh balik ke bumi, menghempas lo sampe jantung lo lepas, jatoh ke tanah. Moment ini adalah saat lo berharap ati ayam yang ada di tusukan sate jeroan itu, boleh dituker sama hati lo yang lagi berdenyut keras mengingatkan elo akan segala angan-angan yang nggak akan, dan sesuai petunjuk bintang, gak bisa terjadi.

Semenjak jumat, otak gue sudah menancapkan keputusannya, sampai-sampai urat nadi gue  keuntel-untel, dan tubuh gue konslet dikit. Yeah, otak sudah bertitah, tubuh mulai menurut, dan hati juga -lambat laun harus ikutan arus juga, supaya tetap waras. Gue gak bakal kasih tauin apa bisikan hati ini, tapi bisikannya udah gue main-mainkan kaya kucing mainin bola benang, semenjak bulan... oktober, mungkin? Waktu yang lumayan lama (1 bulan lebih lama dari biasanya) buat masalah beginian. Tapi ya, semakin lama gue pertimbangkan, semakin nyata kalau gue harus keluar dari lingkaran setan dan memulai hidup baru.

Imajinasi gue yang cukup liar harus dihanguskan dulu. Gue akan memperbolehkan gravitasi untuk menarik gue kembali ke bumi dan mungkin, di tanah nanti, gue bisa menapak jalan dan benar-benar mendapatkan arah gue yang sebenarnya. Semoga, arah itu akan segera berubah menjadi destinasi pasti tahun depan, karena gue ngerasa semakin tua dan semakin nggak berkesempatan.

Gitu aja sih, males gue ngomongin ini lebih jauh. Karena kalian juga nggak tau exactly apa yang gue omongin. Dan gue juga males berkecimpung di emosi kaya gini, kaya babi main eek. Yuk.




Comments

Popular posts from this blog

I'm done being high and dry