Kangen Puas Karena Kerja Keras

Udah lama banget gue nggak cerita tentang kehidupan gue sendiri. Itu karena gue nggak pengen cerita yang terlalu serius atau yang terlalu hopeless. Beberapa bulan belakangan ini gue memang lebih banyak menyendiri dan memfokuskan pikiran gue biar lebih sehat. Mungkin memang 'quarter life crisis' itu beneran ada, yah.

Gue nggak ada banyak tips dan cara-cara jitu biar keluar dari semi-depression itu, tapi cuma 1 hal yang membantu: realize that it's all in your head. Get out, do your work, paksa tersenyum, paksa ketawa, nyanyi, berdoa, teriak, olah raga. Do everything you can to get out of your head. Dan saat lo sendirian, saat pikiran-pikiran itu mulai datang, baca alkitab. Realize who you are, that you are meant to overcome the world and you're so precious in God's sight. Precious.

Seorang Om tanya ke gue hari minggu kemarin, "So, kamu kerja apa sekarang?" Gue cerita kalau gue ngajar bahasa inggris di kelas nyokap gue. Karena dia tau gue ngambil Motion Design di College, lanjut bertanya, "are you ok with that?" It's a simple question, but it took me a back.

Am I really OK with that? Di depan dia gue ketawa dan bilang kalau emang gue suka ngajar, dikelilingin anak-anak. Beda rasanya dengan kerja kantoran. Tapi emang rasa puasnya juga beda. Gue kangen rasa puas karena kerja seperti jaman-jaman gue kuliah.

Mungkin udah waktunya gue bikin produksi film sendiri, ya.

Gue rasa gue terlalu nyaman. Dan ditengah-tengah kenyamanan itu gue mulai mempersalahkan situasi gue, seakan-akan gue nggak bisa keluar dari tempat tidur berkelambu yang udah gue inapi selama 4 tahun.

Yuk, kerja.



Percaya nggak sih, dulu gue nulis script tanpa tau format benerannya? Dan sekarang... dan sekarang I'm getting money for it? Ah, the beauty of looking back.

Comments

Popular posts from this blog

I'm done being high and dry

School: One Final Down!